Cara Daur ulang Limbah
Organik dan Anorganik - Supaya limbah organik maupun anorganik tidak
menimbulkan suatu permasalahan lingkungan, maka perlu adanya penanganan
khusus. Contoh penanganan limbah tersebut adalah dengan
penggunaan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle). Benda-benda yang
semula merupakan sampah, ternyata dapat dimanfaatkan untuk keperluan
lain atau diolah menjadi bahan yang bermanfaat. Adanya
produk-produk hasil daur ulang membuat ekploitasi alam dapat dikurangi.
Dengan
begitu, selain mengurangi dampak pencemaran, daur ulang bisa juga mengurangi berbagai perubahan lingkungan. (Baca juga : Penanganan Limbah)
1. Daur Ulang Limbah Organik
Di negara-negara yang telah maju, seperti di Eropa, melakukan daur ulang
(recycling) limbah organik sudah merupakan kebiasaan yang telah
dilakukan sejak lama. Begitu pula di negara-negara Asia yang maju,
misalnya Jepang. Di Indonesia, meskipun masih secara sederhana atau
tradisional, daur ulang limbah organik juga sudah sering dilakukan.
Contohnya adalah pemulungan sampah yang berasal dari sampah rumah tangga
yang kemudian dijadikan kompos. Daur ulang mempunyai potensi yang besar
untuk mengurangi tambahan biaya pengolahan, dan tempat pembuangan akhir
sampah. Berdasarkan cara pemanfaatannya, limbah organik dapat
dimanfaatkan secara langsung maupun melalui daur ulang terlebih dahulu.
Tanpa melalui daur ulang, limbah organik dapat dimanfaatkan secara
langsung, misalnya sampah rumah tangga berupa sayuran, daun-daun bekas
dapat dijadikan makanan ternak. Bahkan di Australia, kertas-kertas yang
merupakan sampah rumah tangga dapat dimanfaatkan untuk makanan kuda,
biri-biri, dan sapi. Melaui daur ulang, limbah organik dapat juga
dimanfaatkan. Hal ini ber arti pemanfaatan secara tidak langsung.
Contohnya adalah pembuatan pupuk kompos, pembuatan biogas (gas bio)
dan pembuatan kertas daur ulang. Berikut adalah uraian singkat
tentang ketiga proses tersebut.
a. Pembuatan Pupuk Kompos (Pengomposan atau Composting)
Pupuk kompos dibuat dari limbah organik dengan prinsip penguraian
bahan-bahan organik menjadi bahan anorganik oleh mikroorganisme melalui
fermentasi. Bahannya berupa dedaunan atau sampah rumah tangga yang lain,
serta kotoran ternak (sapi, kambing, ayam). Mikroorganisme yang
berperan dalam pembuatan kompos di kenal sebagai eff ective
microorganism (EM). EM terdiri atas mikroorganisme aerob dan anaerob.
Kedua kelompok jasad renik tersebut bekerja sama menguraikan
sampah-sampah organik. Hasil fermentasinya dapat menciptakan kondisi
yang mendukung kehadiran jamur pemangsa nematoda (cacing parasit pada
akar tanaman). Kompos digunakan dalam sistem pertanian, bersifat ramah
lingkungan, dan hasil panen dari tanaman pertanian yang menggunakannya
memiliki harga jual yang lebih mahal. Dengan memanfaatkan pupuk organik,
di samping menanggulangi limbah, berarti juga menerapkan gaya hidup
sehat.
b. Pembuatan Biogas (gas bio)
Biogas merupakan gas-gas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.
Gas ini dihasilkan dari proses pembusukan atau fermentasi sampah organik
yang terjadi secara anaerobik. Artinya, proses tersebut berlangsung
dalam keadaan tertutup (tanpa oksigen), dilakukan oleh bakteri Metalothrypus methanica.
Bahan bakunya adalah kotoran hewan, sisa-sisa tanaman, atau campuran
keduanya. Prosesnya adalah dengan mencampurkan sampah organik dan air,
kemudian dicampur dengan bakteri M. methanica, dan disimpan di dalam tempat yang kedap udara lantas dibiarkan selama dua minggu.
c. Daur Ulang Kertas
Gambar 1. Pupuk kompos dari kotoran hewan (Wikimedia Commons) |
Daur ulang kertas-kertas dari sampah rumah tangga,
kegiatan administrasi, kertas pembungkus, maupun media cetak dapat
menghasilkan kertas yang dapat dimanfaatkan sebagai kertas buram, kertas
pembungkus kado, atau aneka kerajinan yang lain.
Anda sekarang sudah mengetahui Daur Ulang Limbah Organik dan Anorganik. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber